Beauty of Palalangon

Ketika itu sedikit dingin, sedikit gelap dan sedikit menakutkan, ya Saya berada di dalam kelas pelajaran gizi waktu itu. Horror memang karena dokter yang mengajar kerap kali mengincar mangsa untuk memberi pertanyaan yang sangat membingungkan dan membuat galau. Benar saja ketakutan Saya menjadi kenyataan dan mimpi buruk bagi teman Saya yang bernama Derry, dia ditanya pertanyaan bertubi-tubi dan berantai. Saya yang berada tepat disampingnya itu, tiba-tiba menjadi patung, tatapan kosong menghadap buku sambil berharap si Derry bisa menjawab semua pertanyaan, karena ada gosip bila tidak bisa dijawab, orang disampingnya lah yang akan ikut kena guyuran pertanyaan. Untungnya Derry dengan gagahnya melahap semua pertanyaan dengan benar. Sang dokter pun langsung men-skill Derry dengan berbicara "kamu ko pinter banget sih" Derry pun riang gembira mendengarnya, Saya pun ikut senang karena tidak jadi terkena imbasnya.

Setelah kelas selesai, aura-aura mistis pun seolah berdatangan dan benar ada segelintir orang yang memberi pengumuman, katanya kalau kami wajib mengikuti serangkaian kegiatan 'soft skill' guna (mungkin) mendekatkan kami dengan masyarakat, acara tersebut diadakan di Cianjur desa palalangon yang bertepatan pada hari libur kami. Derry yang tidak terima dengan informasi tersebut hampir saja memporak-porandakan kelas, Saya yang kebetulan disebelahnya pun hampir tersulut emosinya karena memang hal ini akan mengurangi jatah liburan kami yang jarang kami dapati. Tapi apa daya hal itu tetap terjadi, kami harus mengikuti acara tersebut.

Sekian lama tak berjumpa dengan teman-teman sekalian, akhirnya kita dikumpulkan kembali pada hari keberangkatan. Kebetulan Saya sekelompok dengan Adit dan Raymond. Sementara Derry dan Panji (sang petualang) terdampar dengan kelompoknya mereka. Kita yang mendapati bis 1 berangkat paling pertama dan sampai dengan no urut 4, selain jalanan yang kurang lancar, sang supir sebut saja pa sueb tidak meng'habisi' gasnya. Saya yang sudah teriak untuk menyemangati pa sueb agar menekan pedal gas lebih dalem lagi pun tidak dihiraukannya. Akhirnya perjalanan terasa sangat melelahkan.

Keringat bercucuran dengan derasnya yang mungkin menandingi ombak di lautan. Saya kira cuaca di Cianjur itu adem ayem khas daerah pegunungan taunya di sana sangat terik panasnya. Saya, Adit dan Raymond berada dalam satu kelompok, dimana kelompok kami ditugaskan untuk mengajari anak-anak kecil agar mau sikat gigi, cuci tangan sebelum makan ya intinya begitu lah. Dengan cuaca yang tidak bersahabat Kita para lelaki dengan tangguhnya mencari sesosok anak kecil yang nemu dijalan atau dimanapun untuk mengikuti acara penyuluhan tersebut. Kita pun ketemu anak kecil lupa namanya siapa, dan kita diajak ke 'markas'nya mereka yang berupa rental PS kita pun mengajak teman-temannya yang lain. Karena dirasa masih kurang jumlahnya, dengan gigihnya Kita mencari sampai ke desa sebelah. Di tengah perjalanan sesosok wanita yang begitu mempesona pun melewati Kita dengan santainya, Saya yang biasanya sangat memperhatikan apapun di sekitar, dibuat terhenyap semantara dibuatnya. Mungkin ada cahaya-cahaya yang membuat takjub (lebay) membuat Saya hilang ingatan sementara. Ya stop sampai disini saja curhatnya. Balik ke cerita, akhirnya Kita pun berhasil mengumpuli anak-anak dan cukup sukses menggelar penyuluhannya.

Kebetulan Saya tinggal di kelurga yang cukup baik, Saya pun menyempatkan berbincang-bincang dengan bapaknya yang punya rumah. Perbincangan berlangsung dengan hangatnya, dengan bahasa sunda yang yang Saya bisa memudahkan pembicaraan yang memang bahasa sehari-hari di sana adalah bahasa sunda. Sangking hangatnya pembicaraan tak terasa maghrib pun datang dengan cepatnya, Kami pun langsung memasuki rumah untuk mandi dan makan malam. Di rumah itupun tidak ada yang harus Kita kerjakan, karena semua sudah beres dan rapi. Beda dengan nasib teman Saya Derry, Dia berbasa-basi dengan ibunya yang sedang menyuci piring, "bu sudah biar Saya saja yang membersihkannya" kata Derry. "oh, udah gapapa biar ibu saja yang bersihkan" sahut si ibu sambil pergi dari tempat cuci piring. Derry pun terkejut kebingungan, katanya ga usah tapi ditinggal. Akhirnya cucian pun Derry yang membersihkannya.

Setelah 3 hari 2 malam di desa palalangon, Kami rombongan FK Ukrida pun meninggali daerah itu, di sana Kami memperoleh banyak ilmu, dari bagaimana menghadapi orang sampai bagaimana cara bertahan hidup dari semua kekurangan yang ada. Saya pun pamit dengan bapak yang punya rumah, haru biru pun sempat menghinggapi dengan perpisahan ini. Tapi semua berlangsung aman dan terkendali. Dengan menumpangi bis 1 lagi, Saya percaya diri bahwa bis 1 tidak akan sampai pertama. Alhasil bis 1 sampai dengan posisi ke 3 tapi semua selamat sampai kampus tercinta. Berikut adalah sedikit dokumentasi dari desa palalangon.

 

Penulis : tes ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Beauty of Palalangon ini dipublish oleh tes pada hari Friday, October 5, 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Beauty of Palalangon
 

0 comments:

Post a Comment