Catatan Si Newbie di Dunia Foto



Dewasa kini banyak sekali orang yang tertarik dalam dunia fotografi maupun desian grafis, termasuk gue. Entah kesambet apa gue jadi doyan dalam dunia ini. Sekarang gue malah lebih tertarik berdiskusi tentang foto daripada tentang kuliah gue, dan gue sering bertanya, apa salah jurusan ya. Awalnya gue sering liat-liat album foto punya orang, sambil bertanya dalam hati, "bagus ya fotonya, ah tapi paling juga tinggal mencet tombol doang terus edit deh, gampang". Liar sekali ya pernyataan gue ini apa coba gue, huuftt. Sebenernya bokap gue ada kamera SLR di rumah saat itu tapi karena masih menggunakan roll film, gue merasa risih memakainya, bukannya apa, takut gagal karena kecupuan gue dalam dunia ini, ntar malah diketawain mas-mas tukang cuci fotonya lagi. Gue pun sebenernya pingin punya kamera DSLR agar bisa menjajal dunia fotografi tapi apa daya, gue ga enak mintanya sama bokap jadi yaudah gue diem aja deh (curhat). Bokap gue yang lagi diem tiba-tiba terkena bisikan mistis dan langsung ngomong ke gue 

"pingin deh punya kamera DSLR, ntar liat-liat yu" 
gue yang ada disampingnya pun berkata "ah buat apa yah ? pasti jarang dipake (so-soan gamau)"
"ya ga apa-apa buat bisa foto-foto" timbal bokap
gue pun langsung terdiem sambil seneng di dalam hati

Akhirnya kamera DSLR kelas entry level pun digenggam gue. Dengan semangat gue langsung ambil bunga dan langsung tekan shutter button, dan ... apa coba ini hasilnya ? kok ga kaya orang-orang ya ? kan padahal udah pake kamera DSLR ? gue pun langsung merenung di kamar menutup diri frustasi dengan hasil foto itu (lebay). Komputer pun dengan segera dinyalakan langsung mencari tau tentang seluk beluk kamera. Ternyata  dalam foto makro itu ada tips trik khusus agar mendapatkan hasil yang menggelegar dan ada bokeh yang manis. Kamera pun kembali gue jajal dengan mode manual, bukaan pun dipilih yang paling besar (F nya kecil) karena pake lensa bawaan F paling nya hanya F5,6 tapi agar mendapatkan bokeh bisa diakali dengan cara mendekatkan kamera ke dekat objeknya, shutter speednya bisa mengikuti.


 foto sebelum pake manual mode*


foto dengan menggunakan manual mode*


Gue pun merasa kurang puas dengan bokehnya, gue pun rela menabung demi membeli lensa dengan F yang lebih kecil lagi, dengan harga yang cukup murah meriah gue pun beli lensa fix 50mm dengan F1,8. Langsung gue latihan demi memperlancar belajar bokeh.
 

East Java Invasion 2: Meet The Natural Beauty



"der, cepetan lah gue ga nahan nih" teriak raymond
"iye bentar napa gue juga lagi nanggung" sahut derry

Kira-kira seperti itu lah teriakan mereka yang membangunkan gue dari tidur yang melelapkan. Raymond yang sudah tidak kuat untuk melakukan 'setor' di pagi hari itu melancarkan serangan umum kepada derry.
"preeeet, buaam doooor cesssstttttttttt" kira-kira seperti itulah gambaran dari peperangan di kamar hotel. Gue yang tidak tahu menahu dan merasakan imbasnya dari kebauan yang busuk tidak berdiam diri, dengan segera melakukan serangan balik. Raymond yang sudah kehabisan 'amunisi' bertekuk lutut tak berdaya di hadapan gue. Tiba-tiba suara liar muncul dari kamar mandi.

"bray airnya habis.....(pake efek dramatis)" kata derry 
"ya nyalain aja kerannya bray gampang" cetus raymond
"udah .. tapi gada airnya ... sorry" jawab derry polos yang memang sudah sekalian mandi tadi
"apaaaaa ?!! gue mandi gimana ?!" teriak gue sewot
"hmmmm ya .. gausah mandi aja" jawab derry polos (lagi)
"........................"
"tetep ganteng kok" kata derry coba hibur gue sama raymond

Akhirnya gue dan raymond bersiap untuk melanjutkan perjalanan tanpa mandi pada pagi hari itu. Setelah check out dari kamar short time itu kami kan melakukan sesi pemotretan untuk dokumentasi. Pagi ini kita akan menuju Bromo sebagai destinasi kita, tapi sebelum itu kita harus menuju kota Probolinggo dulu. Dengan adanya raymond sebagai Humas mudah bagi kita mendapatkan informasi untuk menuju terminal bus Purabaya. Bus yang akan menuju terminal itu pun tiba, kita pun bergegas untuk memasuki bus. Di jalan yang kita lalui, gue secara pribadi salut pada kota besar ke 2 di Indonesia ini begitu bersih dan sangat hijau banyak taman-taman di tengah kota, selain itu gue melihat pak polisi yang begitu 'total' dalam bekerja guna memperlancar arus kendaraan yang memang cukup padat karena sedang jam sibuk. Tak terasa kita pun tiba di terminal Purabaya dan segera bertukar bis dengan tujuan Probolinggo. 2 jam perjalanan lagi kita akan sampai ke Probolinggo, dengan pak supir bis yang konon merupakan saudara dari pembalap kondang F1 dapat dipastikan bakal sangat cepat untuk segera sampai ke tujuan. Benar saja kita dengan segera sudah sampai Probolinggo. Gue pun langsung menelpon pak maksum yang akan mengurusi kita dalam transportasi ke Bromo dan penginapan. Pak maksum yang sudah pengalaman dalam hal seperti itu langsung segera memberangkatkan kita ke Bromo namun dia tidak bisa ikut ke Bromo karena sedang jadi kontraktor ruko (info ga penting). 
 

East Java Invasion 1: Belok Kiri, Short Time



Byyuuuur ... Gue masuk ke kolam berenang. Dengan gaya katak gue melahap kolam itu, kecepatan 120 km/jam tak terasa terlewati kalau gue ikutan olimpiade udah menang emas kali. Namun belum sampai seperempat kolam gue harus berhenti

"pantesan gobal-gabel gini, melorot bray" teriak gue

Adit, derry, raymond dan panji pun acuh tak peduli melihat gue, malah melanjutkan berenang. Gue pun jadi salah tingkah sendiri sambil lihat ke kanan kiri, semoga tidak ada yang lihat, gue pun lanjut berenang.

Setelah dirasa capek, kita yang memang meniru atlet renang ini melahap cukup banyak putaran, sekitar ..... 3 putaran .... Kita pun lanjut ketawa-ketiwi macem arisan ibu-ibu.

"liburan yu pas libur semesteran ini ?" tanya derry
"ayoo, bromo lah kita" gue jawab berapi-api
"ayo ayo, gue mah ayo aja lah" tanggep derry

Gue dan derry udah setuju mau ke bromo, tapi gimana yang lain ? Yang lain membatu seolah-olah tidak ada pertanyaan tadi, diam, sambil napas ngap-ngapan.

"woy ko diem ?! jalan ga ?" teriak derry
"ah gatau gue bilang dulu aja deh mau jalan" jawab raymond
"iya gue juga gatau nih, paling ke bandung ketemu pacar hehehe" kata adit sambil cengengesan
"yah gue kan belum beres kuliahnya, dasar jablay lo" cerocos panji sang petualang

Mendengar kata-kata tadi, gue pasrah sambil ikutan membatu. Sejenak suasana pun hening tanpa suara, geje banget ga jelas......

"ehmmm kolamnya bagus ya ada airnya" derry mencoba mencairkan suasana
"iya ....." jawab gue

Suasana pun semakin awkward, entah kenapa. Akhirnya kita memutuskan untuk mandi dan kembali ke rumah masing-masing

2 hari kemudian, kita saling berjumpa di kantin kampus yang imut-imut ini. Ternyata raymond sedang dapat durian runtuh, dia diijinkan untuk mengikuti perjalanan ke bromo plus dikasih uang saku dan ongkos tapi dengan syarat dan ketentuan berlaku. Syaratnya adalah dia harus berkunjung ke salah satu sanak sodaranya, raymond pun menyanggupi persyaratan tadi.

Koordinasi pun semakin gencar dilakukan gue, derry dan raymond, mulai dari penginapan, transportasi, makan dan tempat tujuan yang akan dituju. Setelah melakukan riset dari internet kita berkonsultasi kepada sepuh dari Surabaya, yaitu saudara Wira. Dia pun mengagumi dan menyetujui semua rencana 'brilliant' kita, bahkan dia akan mengikuti serangkaian acara kita. Karena kita akan mengunjungi beberapa kota seperti Surabaya, Probolinggo bromo dan Batu malang, kita pun mengambil tema East Java Invasion. Dengan waktu yang sesingkat-singkatnya kita pun berhasil mendapatkan tiket kereta, pesawat dan menggaet pak maksum sebagai pengusaha (calo) penginapan di Bromo.

Hasil diskusi perjalanan