Tulisan Acak

Esai Untuk Zahra : Suatu Kata Benda





Sulit rasanya untuk tidak memalingkan wajah saya pada Zahra. Apapun yang ia lakukan kerap kali mengundang rasa penasaran. Pembawaannya yang tampak ceria membuat bibir ini tersenyum melihatnya. Cantik ? jelas rasanya, setidaknya itulah opini saya terhadap dia. Definisi seorang Zahra awalnya ialah seorang teman satu sekolah yang teramat jauh, bahkan saya tidak pernah menegur atau menyapa dia, apa lagi berbincang layaknya teman. Memang saat itu pertemanan dengan dia hanyalah sebuah 'kata benda = teman' tanpa adanya interaksi di dalamnya. 3 tahun lamanya kita berada dalam satu kawasan di tempat yang begitu sempit (sman 4 bandung) tanpa saling mengenal satu sama lain. Begitu sia-sia bila dibandingkan kondisi saat ini di mana kita berada jauh ribuan kilometer. Namun setidaknya kondisi sekarang hubungan saya dan dia bukan lagi sekedar kata benda. 



Pertama kali
Pertemuan dengan Zahra merupakan kejadian yang tidak sengaja, hal itu begitu dadakan tanpa rencana. Tetiba kalimat ajakan muncul di hp saya. Akhirnya saya pun datang menyanggupi tantangan itu. Jarak ratusan kilometer, saya pikir bukanlah masalah untuk melihat sosok Zahra yang selama ini hanya terlihat 2Dimensi. Begitu tegang sangat terlihat di muka saya. Sayapun sampai di rumah kediaman Zahra.  Saat pertama kali melihat nya, saya kira saya sedang tersenyum secara aneh karena tercampur tegang. Padahal dia mungkin biasa saja, sementara saya jelas tidak biasa. Sosok yang dikagumi ada di mobil sendiri di samping saya. Keringat sebesar biji jagung bisa saja selalu mengucur tanpa saya sadari. Obrolan yang dia bangun pada saya, terdengar seperti basa-basi tapi sangat berarti bagi saya. Dia bisa ciptakan suasana dan ini sangat hebat, dia merupakan pencair suasana, pikiran liar pun semakin menjadi. Zahra pikir sepertinya saya sering terlihat 'blocking', namun memang itu adanya, saya tak lagi fokus terhadap pembicaraannya, saya fokus pada pikiran saya yang sedang berkata "Tuhan dekatkan lah saya dengan perempuan ini bila baik buat saya, bila tidak maka jauhkan lah sejauh-jauhnya". 

Antiteori Anggi
Zahra adalah sosok yang selalu saya kagumi. Setelah waktu berjalan, semakin mengenal tentang Zahra. Bahwa Zahra memiliki sifat yang sangat cocok dengan saya. Saya dan Zahra mempunyai pemikiran, tujuan dan impian yang mirip namun begitu, kita memiliki pendekatan yang bertolak belakang ! Ini hal yang menarik buat saya, karena kita menjadi semakin kaya dalam bersikap pada suatu hal dan menjadikannya lebih bijaksana. Bila Zahra cenderung meledak-ledak dalam suatu keinginan, saya lebih tenang dalam menggapainya. Saya lebih suka menjadi pemikir dan berdiam diri, sedangkan Zahra dapat mencairkan suasana dalam situasi. Dia bukan sosok yang teratur dalam menyusun suatu rencana, sementara saya bisa lebih baik dalam hal itu. Namun Zahra selalu bisa menjadi apa yang saya tidak bisa. Zahra bisa menjadi pelengkap saya, saya adalah pelengkap Zahra. Zahra adalah suatu anti-dari saya, kebalikannya saya. Kita adalah plus dan minus dalam baterai, berbeda yang bersambungan dalam mengaliri sesuatu sampai tujuannya.



Pejuang yang Tangguh
Saya bayangkan Zahra seperti sosok Chyna, yang merupakan seorang wanita pegulat tangguh, mempunyai badan yang tinggi nan kekar. Dengan berani dia melahap lawannya, termasuk juga para lelaki yang mengganggunya guna melindungi dia dalam merebuti gelar juara. Tentu saja fisik Zahra tidaklah demikian. Namun saya pikir, bila semangat Zahra disimbolkan dalam bentuk fisik, sosok Chyna lah yang pas mewakili Zahra. Semangat dan determinasi tinggi selalu apa yang dibayangkan dia. Zahra selalu menjadi inspirasi saya dalam mengejar cita-cita, dimana dia ajarkan saya untuk bekerja lebih giat dan keras. Semoga Zahra selalu menjadi pejuang yang tangguh, agar kita menjadi sama-sama militan selalu dalam menggapai mimpi. 

Dengan berawal dari kata benda, saya bersyukur hari ini menjadikannya lebih dari itu, mempunyai nilai dan tujuan. Saya pun bersyukur bahwa ajakan pertama kali itu pernah ada, dan saya menyanggupinya. Bisa saja kalau hal itu tak pernah ada, kondisi sekarang mungkin tetaplah menjadi kata benda. Hanya mengenal di dunia beda dimensi. Semoga Zahra tetap menjadi anti-saya yang selalu beriringan dan selalu berkembang menjadi paket-paket lainnya. Saya hanya bisa berdoa buat untuk Zahra dari sini. Semoga Zahra selalu baik-baik di ribuan kilometer sana. Tetap sehat ya, neng ! 
READMORE
 

Gue x Alay x Geng Motor



Ini adalah cerita yang aneh namun nyata, nampaknya cerita ini berdasarkan kisah nyata yang diangkat menjadi ide penulisan ataupun sekedar pembuangan lika-liku kerumitan di otak gue. Mungkin ada beberapa tokoh akan menggunakan nama samaran karena belum mendapatkan izin beliau agar namanya nampang di tulisan ini. Hati-hati dalam membaca cerita ini kerap kali menimbulkan kelimbungan, mual dan pusing. Bawa santai aja jangan dibawa serius, walaupun ada akan beberapa adegan yang kurang pantas untuk ditiru. Hmmm udah deh segitu aja pengumumannya. Jangan lupa untuk ikut menulis. Jangan lupa untuk mandi juga ya (?)







"Woooooy gi awaaaass, lari cepetan ada yang ngejar lo tuuh" teriak orang dari ujung jalan.
"Hahh ?!!! (Liat ke belakang sambil nahan ludah) ........ "

Gue pun langsung lari sekuat tenaga, ga kerasa gue lari kenceng banget karena ketakutan gue ini. Temen gue yang lain pun ga ada yang berani tolongin gue, karena memang lawan gue sekarang ga sebanding, yaitu seekor anjing kampung yang nampaknya sedang pingin kawin. Sangking paniknya gue pun tersandung batu yang ukurannya cukup kecil sebetulnya namun kondisi keseimbangan dan gaya aerodinamis gue yang kurang stabil, akhirnya gue pun terjatuh dipelukan aspal. Suara jatuh yang kencang membuat nyali si anjing ciut dan lekas meninggalkan gue yang sedang berbaring di tengah jalan.

"Kenapa lo gi tiduran di jalan?" Tanya supardi
"Engga apa-apa ko lagi santai aja nih, ngantuk" gue jawab sambil cool.

Setelah kejadian yang memilukan tadi gue pun melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.
Masa SMP adalah masa dimana gue lagi mencari jati diri. Disini pula lah kondisi gue yang baru gede menilai orang-orang yang mulai banyak hadir dalam kehidupan gue. Bermacem-macem jenis dan spesies orang yang gue kenal, ada yang baik, alim, gemar menabung sampai yang belangsatan, beringas, keji dan jahat. Gue pun mulai mencari-cari jenis yang akan gue jalanin nantinya. Gue yang dasarnya emang orang baik (nyokap bokap gue yang bilang) lebih cenderung milih jadi orang yang beringas. Kebetulan emang ada temen-temen gue yang beraliran seperti itu. Dengan menjadi beringas gue harapin sih bisa menjadi sangat terkenal selain itu juga dihormatin dan dipandang layaknya sang jagoan. Gue pun punya temen yang sependapat dengan gue, namanya tommy.

"Tom gimana kalo kita masuk geng motor ?" Tanya gue
"Gue sih pingin-pingin aja, tapi .." Jawab tommy
"Tapi apaan ?"
"Tapi gue kan ga punya motor, masa geng motor ga punya motor"
"Cuek aja kali, gue juga ga punya motor yang penting kumpul-kumpulnya itu bos" jawab gue so asik

Akhirnya si tommy juga setuju dengan pendapat gue itu. Memang dari dulu geng motor di bandung itu memang sudah menjadi besar ga cuma sekarang-sekarang ini. Parahnya lagi masuk geng motor sangat digandrungi oleh para remaja saat itu. Akhirnya di setiap sekolah pasti ada murid yang terlibat geng motor. Kesungguhan itu gue buktikan dengan langsung menanyakan ke salah satu yang 'megang' sekolah gue namanya david.

READMORE
 

East Java Invasion 3 : Fabulous Batu


Tetes demi tetes pulau di atas kasur pun semakin terlihat bentuknya, Raymond dan derry yang pulas sedang balapan bikin pulau tersebut (gue engga ikutan loh) ya memang perjalanan kemarin memang sangat melelahkan. Karena kegalauan lah yang bisa membuat gue bangun sepagi ini (curhat). Terus terang kita di kota batu ini sama sekali ga ada rencana mau pergi kemana. Soalnya menurut rundown yang kita buat seharusnya kita mampir di kota ini adalah pada esok harinya. Di kamar pun kita hanya membatu, suram, ga ada kerjaan. Dari pada bulukan di kamar, gue mengambil inisiatif lain, yaitu bertanya-tanya tempat wisata di sekitaran hotel. Taman selecta batu pun dipilih untuk menjadi tempat yang akan kita kunjungi sekarang. Sebelum itu kita mampir ke alun-alun batu untuk sarapan. Perasaan kagum kerap kali muncul setiap kali kesini, alun-alun batu ini bener-bener jadi community center banget, dimana semua orang itu berkumpul, entah itu pacaran, keluarga, anak kecil, semuanya jadi satu. Ditambah profesionalitas dari pihak keamaanan menjadi nilai plus dari alun-alun ini. Oke move on dulu lah masih banyak cerita tentang alun-alun ini. Setelah beres sarapan kita pun mencegat angkot untuk melakukan perjalanan ke taman selecta. Kalau batu ada di atas malang, taman ini terletak di atas batu, jadi ya gitu, nanjak. Dengan kecepatan 140 km/jam kita beranjak naik, dan sekitar 30menitan akhirnya nyampai juga ke tempat tujuan. Biaya masuk yang murah membuat kita sedikit pesimis tentang taman ini pada awalnya, dan setelah masuk beberapa langkah dari gerbang .... Anjiiir dengan seharga segitu dalemnya lumayan lah bisa berenang dengan kolam yang cukup prima, ada taman bunga, ada tempat jalan-jalan juga yang sedikit berbukit, bagus juga sih buat olah raga, ada naik kuda (bayar lagi kalo ini) tapi bagus taman ini lengkap.

*                                                                                
*   

Setelah beres foto-foto di taman bunga, kita pun menjajal trek 'mini hiking' yang memutari taman ini. Dengan sendal jepit kita melahap jalur yang lumayan berbukit-bukit. Walaupun sambil terpeleset kita tetap semangat untuk sampai garis finish. Dari kejauhan terlihat semacam rumah-rumahan gitu dan bila ditelisik lebih jauh sepertinya ada pasangan muda-mudi yang sedang mengobrol dengan asiknya (*kode)(pikir positip)

"eh itu ada orang ya kayanya ?" tanya derry
"iya sih kayanya cewe cowo gitu sih" jawab raymond
"hahah palingan juga lagi apa gitu ya hahah" timbal gue cengengesan
"haha iya sih ga enak ah lewatnya nih"
"ya iya sih tapi mau gimana lagi, cuma itu jalannya sih" kata raymond cuek

Kita pun semakin dekat dengan TKP (tempat kejadian perkara), perasaan pun semakin gundah gulana. "eheeemem" gue pun inisiatif batuk untuk menandakan kalo ada orang jadi jangan macem-macem (dulu). Sang cowo pun sepertinya menyambut baik dari kode yang gue kirim tadi. Hal-hal yang diinginkan pun tidak muncul saat kita melintas di rumah-rumahan tadi.

Saat perjalanan pulang kita pun berbasa-basi dengan si mpunya mobil angkot, sambil menanyakan ongkos kalo mau ke jatim park 2 sama bns. Dengan kesimpulan sebagai berikut:

Hotel - jatim park 2 : 60 ribu
Jatim park 2 - bns : 30 ribu
Bns - hotel : 90 ribu

READMORE
 

Catatan Si Newbie di Dunia Foto



Dewasa kini banyak sekali orang yang tertarik dalam dunia fotografi maupun desian grafis, termasuk gue. Entah kesambet apa gue jadi doyan dalam dunia ini. Sekarang gue malah lebih tertarik berdiskusi tentang foto daripada tentang kuliah gue, dan gue sering bertanya, apa salah jurusan ya. Awalnya gue sering liat-liat album foto punya orang, sambil bertanya dalam hati, "bagus ya fotonya, ah tapi paling juga tinggal mencet tombol doang terus edit deh, gampang". Liar sekali ya pernyataan gue ini apa coba gue, huuftt. Sebenernya bokap gue ada kamera SLR di rumah saat itu tapi karena masih menggunakan roll film, gue merasa risih memakainya, bukannya apa, takut gagal karena kecupuan gue dalam dunia ini, ntar malah diketawain mas-mas tukang cuci fotonya lagi. Gue pun sebenernya pingin punya kamera DSLR agar bisa menjajal dunia fotografi tapi apa daya, gue ga enak mintanya sama bokap jadi yaudah gue diem aja deh (curhat). Bokap gue yang lagi diem tiba-tiba terkena bisikan mistis dan langsung ngomong ke gue 

"pingin deh punya kamera DSLR, ntar liat-liat yu" 
gue yang ada disampingnya pun berkata "ah buat apa yah ? pasti jarang dipake (so-soan gamau)"
"ya ga apa-apa buat bisa foto-foto" timbal bokap
gue pun langsung terdiem sambil seneng di dalam hati

Akhirnya kamera DSLR kelas entry level pun digenggam gue. Dengan semangat gue langsung ambil bunga dan langsung tekan shutter button, dan ... apa coba ini hasilnya ? kok ga kaya orang-orang ya ? kan padahal udah pake kamera DSLR ? gue pun langsung merenung di kamar menutup diri frustasi dengan hasil foto itu (lebay). Komputer pun dengan segera dinyalakan langsung mencari tau tentang seluk beluk kamera. Ternyata  dalam foto makro itu ada tips trik khusus agar mendapatkan hasil yang menggelegar dan ada bokeh yang manis. Kamera pun kembali gue jajal dengan mode manual, bukaan pun dipilih yang paling besar (F nya kecil) karena pake lensa bawaan F paling nya hanya F5,6 tapi agar mendapatkan bokeh bisa diakali dengan cara mendekatkan kamera ke dekat objeknya, shutter speednya bisa mengikuti.


 foto sebelum pake manual mode*


foto dengan menggunakan manual mode*


Gue pun merasa kurang puas dengan bokehnya, gue pun rela menabung demi membeli lensa dengan F yang lebih kecil lagi, dengan harga yang cukup murah meriah gue pun beli lensa fix 50mm dengan F1,8. Langsung gue latihan demi memperlancar belajar bokeh.
READMORE
 

East Java Invasion 2: Meet The Natural Beauty



"der, cepetan lah gue ga nahan nih" teriak raymond
"iye bentar napa gue juga lagi nanggung" sahut derry

Kira-kira seperti itu lah teriakan mereka yang membangunkan gue dari tidur yang melelapkan. Raymond yang sudah tidak kuat untuk melakukan 'setor' di pagi hari itu melancarkan serangan umum kepada derry.
"preeeet, buaam doooor cesssstttttttttt" kira-kira seperti itulah gambaran dari peperangan di kamar hotel. Gue yang tidak tahu menahu dan merasakan imbasnya dari kebauan yang busuk tidak berdiam diri, dengan segera melakukan serangan balik. Raymond yang sudah kehabisan 'amunisi' bertekuk lutut tak berdaya di hadapan gue. Tiba-tiba suara liar muncul dari kamar mandi.

"bray airnya habis.....(pake efek dramatis)" kata derry 
"ya nyalain aja kerannya bray gampang" cetus raymond
"udah .. tapi gada airnya ... sorry" jawab derry polos yang memang sudah sekalian mandi tadi
"apaaaaa ?!! gue mandi gimana ?!" teriak gue sewot
"hmmmm ya .. gausah mandi aja" jawab derry polos (lagi)
"........................"
"tetep ganteng kok" kata derry coba hibur gue sama raymond

Akhirnya gue dan raymond bersiap untuk melanjutkan perjalanan tanpa mandi pada pagi hari itu. Setelah check out dari kamar short time itu kami kan melakukan sesi pemotretan untuk dokumentasi. Pagi ini kita akan menuju Bromo sebagai destinasi kita, tapi sebelum itu kita harus menuju kota Probolinggo dulu. Dengan adanya raymond sebagai Humas mudah bagi kita mendapatkan informasi untuk menuju terminal bus Purabaya. Bus yang akan menuju terminal itu pun tiba, kita pun bergegas untuk memasuki bus. Di jalan yang kita lalui, gue secara pribadi salut pada kota besar ke 2 di Indonesia ini begitu bersih dan sangat hijau banyak taman-taman di tengah kota, selain itu gue melihat pak polisi yang begitu 'total' dalam bekerja guna memperlancar arus kendaraan yang memang cukup padat karena sedang jam sibuk. Tak terasa kita pun tiba di terminal Purabaya dan segera bertukar bis dengan tujuan Probolinggo. 2 jam perjalanan lagi kita akan sampai ke Probolinggo, dengan pak supir bis yang konon merupakan saudara dari pembalap kondang F1 dapat dipastikan bakal sangat cepat untuk segera sampai ke tujuan. Benar saja kita dengan segera sudah sampai Probolinggo. Gue pun langsung menelpon pak maksum yang akan mengurusi kita dalam transportasi ke Bromo dan penginapan. Pak maksum yang sudah pengalaman dalam hal seperti itu langsung segera memberangkatkan kita ke Bromo namun dia tidak bisa ikut ke Bromo karena sedang jadi kontraktor ruko (info ga penting). 
READMORE
 

East Java Invasion 1: Belok Kiri, Short Time



Byyuuuur ... Gue masuk ke kolam berenang. Dengan gaya katak gue melahap kolam itu, kecepatan 120 km/jam tak terasa terlewati kalau gue ikutan olimpiade udah menang emas kali. Namun belum sampai seperempat kolam gue harus berhenti

"pantesan gobal-gabel gini, melorot bray" teriak gue

Adit, derry, raymond dan panji pun acuh tak peduli melihat gue, malah melanjutkan berenang. Gue pun jadi salah tingkah sendiri sambil lihat ke kanan kiri, semoga tidak ada yang lihat, gue pun lanjut berenang.

Setelah dirasa capek, kita yang memang meniru atlet renang ini melahap cukup banyak putaran, sekitar ..... 3 putaran .... Kita pun lanjut ketawa-ketiwi macem arisan ibu-ibu.

"liburan yu pas libur semesteran ini ?" tanya derry
"ayoo, bromo lah kita" gue jawab berapi-api
"ayo ayo, gue mah ayo aja lah" tanggep derry

Gue dan derry udah setuju mau ke bromo, tapi gimana yang lain ? Yang lain membatu seolah-olah tidak ada pertanyaan tadi, diam, sambil napas ngap-ngapan.

"woy ko diem ?! jalan ga ?" teriak derry
"ah gatau gue bilang dulu aja deh mau jalan" jawab raymond
"iya gue juga gatau nih, paling ke bandung ketemu pacar hehehe" kata adit sambil cengengesan
"yah gue kan belum beres kuliahnya, dasar jablay lo" cerocos panji sang petualang

Mendengar kata-kata tadi, gue pasrah sambil ikutan membatu. Sejenak suasana pun hening tanpa suara, geje banget ga jelas......

"ehmmm kolamnya bagus ya ada airnya" derry mencoba mencairkan suasana
"iya ....." jawab gue

Suasana pun semakin awkward, entah kenapa. Akhirnya kita memutuskan untuk mandi dan kembali ke rumah masing-masing

2 hari kemudian, kita saling berjumpa di kantin kampus yang imut-imut ini. Ternyata raymond sedang dapat durian runtuh, dia diijinkan untuk mengikuti perjalanan ke bromo plus dikasih uang saku dan ongkos tapi dengan syarat dan ketentuan berlaku. Syaratnya adalah dia harus berkunjung ke salah satu sanak sodaranya, raymond pun menyanggupi persyaratan tadi.

Koordinasi pun semakin gencar dilakukan gue, derry dan raymond, mulai dari penginapan, transportasi, makan dan tempat tujuan yang akan dituju. Setelah melakukan riset dari internet kita berkonsultasi kepada sepuh dari Surabaya, yaitu saudara Wira. Dia pun mengagumi dan menyetujui semua rencana 'brilliant' kita, bahkan dia akan mengikuti serangkaian acara kita. Karena kita akan mengunjungi beberapa kota seperti Surabaya, Probolinggo bromo dan Batu malang, kita pun mengambil tema East Java Invasion. Dengan waktu yang sesingkat-singkatnya kita pun berhasil mendapatkan tiket kereta, pesawat dan menggaet pak maksum sebagai pengusaha (calo) penginapan di Bromo.

Hasil diskusi perjalanan
READMORE
 

Do fun day

"fu, bagi fitbar dong fu" suara ini terdengar sayup-sayup di belakang ruang kuliah. Perut yang sedang konser keroncongan membuat gue harus memanggil temen gue untuk meminta sedikit cemilan punya dia. Sangking laparnya, modul segede gaban pun hampir gue lahap dengan mantap, namun teman gue derry lah yang membatalkan niatan gue untuk menghabisi modul. Saat itu sedang kuliah pelajaran bedah, kondisi yang tidak kondusif seperti, abis digilir pelajaran lain dari pagi dan pelajaran bedah sendiri harus dimulai pada sore hari, membuat gue dan derry tidak bersemangat untuk mengikuti pelajaran (FYI, gue sama derry ga pernah semangat sama yang namanya kuliah, ngeluh mulu, madesu). Alih-alih mendengarkan kuliah, kita malah menyusun rencana liburan untuk besok yang kebetulan libur. Gue yang tadinya udah 2 watt tiba-tiba melek seketika, dan kita merencanakan pergi ke dufan tapi dengan cara 'ngegembel' (baca: naik umum). Gue dan derry pun mulai mengajak rekan-rekan yang lain untuk join acara liburan bareng ini. Tadinya kita akan ngebuat iklan di koran maupun televisi untuk menggaet orang-orang untuk berlibur, namun itu urung dilakukan. Dari sekian banyak orang yang diajakin, hanya 3 orang lah yang benar-benar fix mengikuti liburan. 3 orang in adalah gue, derry dan raymond. Komunikasi terus dilakukan demi 'menggolkan' rencana ini.


"asyik nih besok kita ke dufan, sms raymond lah segera" gue bicara.
"lah kenapa ga lu aja yang sms" sambung derry.
"gue gak ada pulsa heheh" kata gue lagi sambil cengengesan.
"kammfreeet, liburan aja bisa pulsa ga punya" derry menggerutu.
"maklum lah jomblo (curhat)" sambung gue
Obrolan terus melantur, tak terasa kuliah pun beres juga. Kesimpulannya adalah tak ada satu pelajaraan diserap otak gue dan yang penting besok jadi jalan-jalan, sekian.
Pagi hari yang cerah menandai petualangan kita akan dimulai. Gue, derry dan raymond sudah berkumpul.
"yang siap liburan mana suaranya ??" teriak gue
"woooooooooooooyyyyyy" timbal derry raymond
"yang siap liburan mana suaranya ??" tanya gue lagi
"wooooooooooooyyyyyyy" timbal mereka lagi
"woy berisik bego teriak wooywooyan mulu, masih pagi juga" teriak orang asing di ujung jalan.
READMORE