Hari pertama



"bila waktu makan telah tiba, segera menuju ruang makan" tiba-tiba lirik lagu itu melintas dengan nakalnya dipikiran gue. Ternyata sudah 5 tahun terlewati masa-masa dimana gue labil dan alay itu. Sekarang memori itu hanya bisa dikenang untuk selama-lamanya.

Pagi dini hari itu sangat sibuk, karena hari itu hari pertama gue masuk SMA. Seperti sekolah-sekolah lainnya murid baru itu harus melakukan serangkain kegiatan pengenalan lingkungan sekolah, katanya sih gitu, kenyataannya kita murid baru ditindas habis-habisan, dimarahin ga jelas, dijemur ngebetein pokonya. Gue sekolah di salah satu SMA negeri di kota Bandung, tanya aja orang yang sekolahnya mirip penjara terus banyak tugasnya, pasti pada tahu. Setelah gue siap, dan ngecek semua barang bawaan kaya coklat suzzana, sayur basi, buah malam minggu, kerupuk tai kucing (?) ternyata gue lupa nyimpen dimana name tag gue, astaga gimana nih. Keringit dingin segede jagung mulai bercucuran, waktu menunjukan pukul 5, sementara masuk pukul 5.30 (sekolahny cukup jauh dari rumah) isi rumah sudah terobrak-abrik kaya habis kemalingan, dan gue coba buka pintu mobil dan ......... Zeengzeeengzeng name tag gue lagi berbaring dengan manisnya dikursi. Dalam hati gue, "ini kalo name tag itu orang udah gue abisin kali, ngepet". Gue pun berangkat ke sekolah dan bersiap untuk di'penjara' selama satu hari.
Antrian mengular di depan sekolah gue, udah kaya orang lagi ngantri beli sembako, ternyata kita dibarisin sebelum masuk sekolah sambil diliatin sepatunya (sekolah gue wajib pakai sepatu warna hitam), gue pun ikut mengantri bersama orang asing di sekitar gue. Dikit demi sedikit gue udah mulai masuk ke gerbang , ternyata di sana berdiri para tatib (orang yang suka ngamuk-ngamuk ga jelas) gue yang kagak salah apa-apa ikut kena semprot tatib "punya sopan santun ga de ? Kalo ada kakak kelas kasih salam dong" teriak salah satu tatib. "ini apaan sih si anjis teh" teriak gue jg (dalam hati) saat itu gue berjalan dengan cueknya seolah tidak terjadi apa-apa, para tatib pun mengeluarkan matanya untuk melototin gue.

Di kelas, gue dan teman-teman yang lain disambut oleh kosar dan bisar (semacam kakak pembimbing) dengan sangat ramah beda dengan suasana di gerbang yang mirip kandang macan tadi. Penjelasan panjang lebar tentang sekolah pun dilahap sudah oleh gue, di sini gue juga kenalan dengan seorang teman yang bernama adit. Awalnya pun dimulai dengan basa basi standart seperti asal sekolah, nem berapa, namun sangking hangatnya pembicaraan tak terasa para tatib tadi sudah mendobrak pintu kelas gue. "heh kamu !" cetus sang tatib ke gue "eh ampun bang, ampun" sambung gue nada pelan turun satu oktaf. "bukan ampun ampun, itu baju kancingin, pada lepas" lanjut tatib "heehee iya om, eh bang" kata gue cengengesan sambil bingung kenapa bisa lepas kaya abis diperkosa gini.

Hari sudah berjalan setengah, perut sudah memanggil untuk minta diisi. "ya kita sebentar lagi akan ke ruang makan ya, sebelum itu mari kita apel siang dulu di lapangan" teriak kosar. "hahahanjrit bercanda nih si kaka kosar, jam 12 coy dijemur, mana udah mau pingsan gini lapar" keluh gue sambil berjalan ke lapangan. Apel pun berjalan dengan tertib, "oke sambil nyanyi ya, bila waktu makan telah tiba, segera menuju ruang makan, bangkitkan semangat mu pelajar, siapkan perut untuk diisi, jangan lupa habiskan nasi, juga dengan lauk pauknya, sayur mayur juga disikat, hindari bicara dengan teman" tutup kosar. Gue pun nyanyi dengan lantang, perut gue pun ikut keroncongan dengan semangatnya. Sayur basi, kerupuk tai kucing dan coklat suzzana habis disikat oleh gue. "itu kamu, piringnya mau dicemil ga ? Laper banget kamu kayanya ?" tanya kaka kosar. "engga ka, udah full nih" sambil gaya cool.

Aktivitas kembali berlanjut, pengenalan tentang sekolah pun gencar dilakukan. Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, gue liat. Nah lo ko ga jalan-jalan ? Dan ternyata jam sekolah ga ada baterainya. Akhirnya dengan terkantuk-kantuk bel balik berdering. "yeeees, uhuuuy balik (sambil selebrasi cetak gol)" teriak gue dalam hati dengan muka yang tetep datar.

Minibus berkarat jemputan gue pun nangkring di depan sekolah (baca: angkot), dengan lelahnya gue sama temen-temen yang lain menaiki angkot untuk pulang ke rumah masing-masing. Gue balik sama temen yang bernama ryan. Ada orang yang cukup menyeramkan ikut menaiki angkot yang gue tumpangi. Nen gue menangkap aura-aura negatif dari orang ini (so-soan kartun hunter x hunter) dan benar kita yang duduk dipojokan didekati oleh orang ini. Gue sama ryan menjadi waspada dan memulai akting jadi tokoh gangster. Dan percakapanpun dimulai.
"yan gue kalo kemana-mana bawa rantai loh, siapa tau ada orang iseng kurang ajar gitu nyari masalah" bacot gue.
"wah, masa sih mana liat ?" tanya ryan, orang asing itu ikut penasaran.
"(ngepet jangan suruh liat juga lah, untung bawa) ini nih rantainya" jawab gue, orang asing itu menjauh dari kita
"iya sih, jaman sekarang harus waspada, suka ada pencopet gitu, gue juga suka pisau lipat gitu buat motonging tangan orang kaya waktu itu loh gi" sambung ryan. Orang asing itu pun melihat kita dari ujung kaki sampai ujung rambut sambil mendekat seolah tak percaya.
"(aiihh maa .. Kurang-kurangi lah boongnya, ga sampe motong tangan juga, kita masih SMA, SMA kelas 1) ...." gue terdiam sambil pasrah, orang itu semakin mendekat.

Setelah liat-liat kanan kiri, ternyata udah pertigaan mau ke rumah, kita pun sepakat untuk turun sambil teriak "awas copet tuh orang itu" angkot pun kembali jalan dan kita pun kembali ke rumah masing-masing.
Hari ini memang sangat capek sekali dan gue pun terkapar di kamar seperti orang mati.
Bersambung ..


Penulis : tes ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Hari pertama ini dipublish oleh tes pada hari Saturday, December 15, 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Hari pertama
 

0 comments:

Post a Comment